We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Kamis, 11 November 2010

HARUSKAH AGAMA ? ?

HARUSKAH AGAMA ? ?

HARUSKAH AGAMA ? ?

“Mengapa agama yang menjujung tinggi cinta & kedamaian menimbulkan perang begitu banyak di dunia ? sungguh tragis memang jika melihat keadaan dunia yang sekarang penuh dengan keributan dengan mengatasnamakan agama. Padahal dalam ajaran agama (dalam agama mana pun) semua menjujung tinggi cinta dan kedamaian. Saya akan mencoba dan memeriksa apa yang menyebabkan perang ini terjadi. Sangat sedikit yang saya perhatikan telah mengatakan apa-apa tentang orang-orang hanya bersikap jahat atau jahat . berikut ini adalah apa yang sebenarnya menyebabkan perang ,menurut saya;

Kesombongan
Kesombongan adalah salah satu penyebab terbesar dari perang. Manusia tidak tahan diletakkan dalam bentuk apapun dengan cara atau bentuk. Olahraga bintang banyak kali marah dan melawan hal-hal sepele.

Kebencian
Kebencian merupakan penyebab utama perang. Banyak membenci untuk alasan yang berbeda. Beberapa membenci karena "orang-orang" yang memiliki kemampuan lebih baik daripada kita. Beberapa karena mereka memiliki minyak dan kita inginkan, (mengingatkan pada perang di Irak menurut banyak orang). Bangsa melawan bangsa hanya untuk tujuan yang disebut bangsa terbaik. 

Keserakahan
Orang yang selalu merasa berkurangan padahal nyatanya sudah berkelebihan, biasa disebut dengan istilah serakah atau tamak. Orang serakah biasanya menginginkan agar dirinya memiliki sesuatu paling banyak. Keinginannya itu tidak pernah berhenti. Apa yang sudah dimiliki, sekalipun sudah terlalu banyak, masih selalu dirasa kurang, dan karena itu masih ingin berusaha menambahnya.

Nafsu
Ada sekolompok orang menganggap hawa nafsu sebagai "syaitan yang bersemayam didalam diri manusia," yang bertugas untuk mengusung manusia kepada kefasikan atau pengingkaran.
Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.

Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.
Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.



Lalu muncul lagi sebuah pertanyaan Jika percaya pada tuhan atau dewa-dewa yang baik, maka mengapa begitu banyak rasa sakit dan penderitaan yang disebabkan oleh agama - seperti Perang Salib, bom bunuh diri, dll, dll?”. Ini adalah pertanyaan yang sangat sering kita dengar, dan ada sejumlah cara untuk mendekati masalah ini. Saya ingin mencoba melakukan pendekatan ilmiah.

Pendekatan ini menjelaskan bahwa agama menyebabkan perang. Sama seperti, misalnya, alkohol menyebabkan mabuk dan sinar matahari membuat hal-hal yang tumbuh. Jika kita ingin menguji alkohol / mabuk atau matahari / hipotesis pertumbuhan secara ilmiah, apa yang akan kita lakukan? Cukup sederhana: Keluarkan alkohol dari minuman apa saja kita melayani dan melihat apakah klien kami masih mabuk. Sama dengan matahari / pertumbuhan teori: Hapus sinar matahari dan melihat apakah hal-hal yang masih tumbuh.

Dengan hipotesis / agama perang, kita tidak harus benar-benar melakukan studi klinis - itu telah dilakukan bagi kita. Pada abad ke-20, kita melihat perang yang paling bencana sejarah, baik di Eropa dan di Timur Jauh.Katakan padaku, yang dari mereka berpusat di sekitar perselisihan agama?

Sebagai peneliti, kita dipaksa untuk mengembangkan hipotesis alternatif: Ada lagi faktor umum untuk perang, jauh lebih umum daripada agama - dan itu adalah bahwa mereka diperjuangkan oleh manusia.
Bahkan, para rabi zaman Romawi mengajarkan bahwa Perdamaian (Shalom dalam bahasa Ibrani) adalah salah satu nama dari G-d.

Untuk seluruh dunia, tidak sampai bencana bencana Perang Dunia I bahwa orang-orang mulai menyadari perang yang tidak begitu menyenangkan setelah semua. Begitulah cara baru itu, kurang dari sembilan puluh tahun yang lalu, yang tiba-tiba perdamaian menjadi nilai dalam pikiran manusia.Kalau saja mereka mendengarkan nabi-nabi dan rabi beberapa ribu tahun yang lalu!

Saya tidak dapat berbicara atas nama agama lain, tapi saya dapat memberitahu anda ,bahwa banyak para nabi besar Yudaisme berbicara tentang nilai perdamaian bahkan di saat perang adalah negara diterima urusan. S kata 'Yesaya yang tertulis di dinding Perserikatan Bangsa-Bangsa: "Dan mereka akan menempa pedang mereka menjadi mata bajak, dan tombak mereka menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, mereka tidak akan lagi belajar perang lagi.."


Apakah agama sumber konflik ? persepsi beberapa bahkan banyak orang yang semakin menyeruak keluar. Berbagai krisis yang terjadi di Indonesia selama ini memperkuat tudingan bahwa agama merupakan salah satu faktor—kalau bukan satu-satunya—pemicu konflik sosial. Bahkan, AN Wilson, seperti pernah dikutip oleh Nurcholis Madjid, mengatakan, “Agama adalah tragedi manusia. Ia mengajak pada yang paling luhur, paling murni, paling tinggi dalam jiwa manusia. Namun demikian, hampir tidak ada sebuah agama yang tidak bertanggung jawab atas berbagai peperangan, tirani, dan penindasan kebenaran.

Posisi agama sebagai faktor penyebab konflik ini memperkuat pandangan bahwa agama harus dipisahkan dari aspek kemasyarakatan (politik, ekonomi, dan sosial). Alasannya, jika agama dipakai dalam masalah kemasyarakatan, ia akan menyebabkan kekacauan, karena biasanya masing-masing agama mengklaim dirinya yang paling benar (monopoli truth claim). Jika demikian, muncul pertanyaan, aturan agama mana apa yang harus dipakai? Premis yang kemudian ditawarkan adalah sekularisme: agama hanya mengurus masalah individu manusia; agama tidak perlu berperan untuk mengatur masalah ekonomi, politik, atau pemerintahan. Kalaupun mau berperan dalam masalah tersebut, agama hanya berfungsi sebagai faktor moral (akhlak) seperti sikap jujur, adil, dan amanah dalam menjalankan masalah-masalah kemasyarakatan.
Untuk lebih memantapkan alasan pemisahan ini, agama seharusnya tidak menjadi landasan bagi negara. Ikatan antar unsur masyarakat pun jangan dilihat dari aspek negara, tetapi nasionalisme. Dalam ikatan nasionalisme, masyarakat harus mengedepankan unsur nation (kebangsaan) daripada unsur-unsur masyarakat yang lain seperti kesukuan (etnis), keluarga, dan terutama agama. Dalam hal terakhir ini, biasanya pihak Islam paling banyak disorot dalam konflik agama ini. Pasalnya, ajaran Islam tidak hanya mengajarkan masalah moral, tetapi lebih jauh mengatur secara tegas hubungan antarmanusia (ekonomi, politik, dan pemerintahan). Pihak Islamlah yang paling menginginkan adanya negara yang diatur oleh syariat Islam. Tuntutan untuk mendirikan negara Khilafah Islam ini kemudian menimbulkan ketakutan yang luar biasa, tidak hanya di kalangan non-Islam, tetapi juga di kalangan Islam yang menolak habis-habisan negara yang didasarkan pada syariat Islam ini.

Jika di pikir baik-baik persepsi di atas itu tidak dapat kita terima begitu saja, Salah satu kekeliruan berpikir dari sekularisme adalah premis yang menyebutkan agama sebagai sumber konflik sehingga agama harus dijauhkan dari kehidupan.
Kekeliruan ini didasarkan pada alasan:
(1) Tidak mungkin agama dihilangkan dalam kehidupan manusia. Agama merupakan naluri fitri yang tidak bisa dihilangkan dalam diri manusia. Naluri ini merupakan bagian integral dari kehidupan manusia; (2) Jika agama dihilangkan dalam kehidupan manusia, apakah ada jaminan bahwa konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat akan hilang? Jawabannya, jelas tidak. Konflik tetap saja akan muncul karena faktor lain seperti etnis, kekuasaan, kebangsaan, dan ekonomi; atau boleh  jadi karena faktor wanita, harga diri, dan faktor-faktor lain.

Banyak pihak lupa bahwa pemikiran kapitalisme-sekularisme dan sosialisme-komunisme yang anti agama, dalam sejarahnya, juga banyak memicu konflik di dunia ini. Sekularisme, sejak awal pemunculannya dalam Revolusi Prancis, telah banyak menimbulkan korban ribuan jiwa, baik dari kalangan rakyat maupun penguasa (raja dan pendeta). Begitupun komunisme, sejak Revolusi Berdarah  Bolsevick, telah menelan jutaan korban ketika merebut kekuasaan Kaisar Nicholas Tsar II dengan cara coup

Dalam sejarahnya, penyebaran ide demokrasi, misalnya—yang merupakan pemikiran penting dalam sekularisme—oleh negara-negara Barat, penuh dengan darah. Atas nama sekularisme dan demokrasi serta kepentingan ekonomi, negara-negara Barat menjajah Dunia Ketiga pada masa kolonialisme. Atas dasar demokrasi dan HAM, Barat juga melakukan penyerangan kepada negara-negara yang tidak sejalan dengan kepentingan mereka seperti Sudan, Afganistan, Irak, Indonesia, Panama, dan Vietnam.

Sama halnya dengan nasionalisme. Ide ini juga membawa konflik pada seluruh kawasan dunia. Banyak negara yang saling berperang atas dasar nasionalisme. Negara Afrika saling berperang karena alasan nasionalisme. Begitupun Irak dan Iran, Irak dan Kuawit, atau India dan Pakistan. Perang Dunia I dan II pecah juga karena alasan nasionalisme. Inggris saling bertempur dengan Argentina karena masalah kepulauan Malvinas yang diklaim karena faktor kepentingan nasionalisme masing-masing. 

Apalagi bagi kaum Muslim, nasionalisme menjadi racun yang sangat menyakitkan. Persatuan Dunia Islam, yang tadinya merupakan kekuatan tangguh yang menyatukan negeri-negeri Islam, kemudian tercabik-cabik hanya karena penyebaran ide nasionalisme ini. Wilayah kesatuan Kekhilafahan Islam kemudian terpecah dan menjadi negara-negara kecil yang tidak memiliki kekuatan dan sangat lemah. Barat kemudian melakukan pembagian negeri-negeri Islam dengan hanya menggunakan penggaris dan pensil.
Lebih ironis lagi, gara-gara nasionalisme ini, di antara negeri Islam pun saling bertikai. India pecah menjadi: Pakistan, India (yang dikuasai kemudian oleh mayoritas Hindu), dan Bangladesh; Irak menyerbu Kuwait; Mesir bertikai dengan Sudan; Iran perang berkepanjangan melawan Irak; dan banyak lagi. Alasan berperang biasanya seputar masalah perbatasan dan kepentingan nasional. Padahal, dulunya negeri-negeri Islam tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan. Antar penduduk kawasan negeri-negeri Islam saling bebas berkunjung dan tidak pernah dipersoalkan dari mana asal wilayahnya, karena memang merupakan satu kawasan Khilafah Islam. Mereka juga saling berbagi kemakmuran karena khalifah melihat negeri-negeri Islam sebagai satu kawasan yang seluruhnya harus dipenuhi kepentingan dan kesejahterannya.

Secara konsepsional maupun faktual, sekularisme inilah yang justru menjadi pangkal kerusakan manusia. Aturan-aturan yang didasarkan pada hawa nafsu dan kemanfaatan yang muncul dari ide sekularisme telah merusak manusia. Ide-ide itu tidak mampu secara benar membuat pengaturan agar manusia bisa menyalurkan naluri maupun kebutuhan jasmaninya secara benar.

Tentu, saja, motif-motif tersebut tidak selalu tunggal; kadang saling tumpang tindih, membentuk irisan, memicu atau mungkin saja sebatas melegalisasi. Namun yang jelas, penggunaan kekerasan bisa dilakukan oleh siapa saja (negara, kelompok, atau individu) dengan berbagai motifnya. Karena itu, upaya memojokkan Islam sebagai agama teroris atau identik dengan kekerasan, atau jihad sebagai kriminal adalah salah kaprah.

Demikian juga menjadikan agama sebagai penyebab segala bentuk kekerasan di dunia; jelas terlampau menyederhanakan masalah. Sebab, kekerasan juga dilakukan oleh mereka yang menganut ideologi Kapitalisme, bahkan Komunisme yang tidak bertuhan (ateis).  Mengaitkan pelaku kekerasan dengan kelompok Islam juga salah kaprah. Sebab, kekerasan juga dilakukan oleh kelompok agama, suku, atau bangsa tertentu.

Dalam hal ini, Islam justru memberikan pemecahan yang tuntas dan menyeluruh atas berbagai konflik dan kekeliruan yang muncul akibat kelemahan manusia mengatur penyaluran naluri dan kebutuhan jasmani mereka.

Mungkin ada pertanyaan, bukankah ketika aturan Islam diterapkan akan menimbulkan ketidaksukaan orang lain? Artinya, ia berpeluang menimbulkan konflik juga? Jawabannya, konflik karena ketidaksukaan pihak lain, pasti terjadi pada ide apa pun. Pihak sekularisme juga pasti akan menghadapi orang-orang yang tidak setuju dengan ide ini. Akan tetapi, mengapa tidak pernah dikatakan oleh pihak sekularis bahwa karena ide sekularisme menimbulkan konflik maka ide ini harus dihilangkan?
Inilah kekeliruan dan ketidakjujuran cara berpikir sekularisme. Padahal, persoalan utama yang patut dibahas sebenarnya adalah aturan mana yang paling baik untuk mengatur pemenuhan kebutuhan naluri dan jasmani manusia; sekularisme (aturan manusia) ataukah agama (aturan Allah).

Ada 1 perang yang saat ini sangat menarik perhatian kita semua, yak! Israel & Palestina ,awalnya saya tak perduli dengan permasalahan itu. Namun lama kelamaan hal itu berhasil menyita keingin tahuan saya. Kenapa? Mengapa? Kapan berakhir? Pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepala saya. Sedikit demi sedikit saya mengetahui sejarah mengapa terjadi perang antara Israel dan palestina, yang katanya perang yang mengatasnamakan agama. Lets get the jam! :D

Sebelum kita menyebut peristiwa di Palestina itu adalah Perang Agama hendak lah kita tahu terlebih dahulu apa itu Yahudi :

Yahudi adalah agama tribal/kesukuan yang hanya bisa dianut oleh bangsa Yahudi. Agama ini tidak bisa disebarkan ke luar dari suku Yahudi. Oleh karena itu jumlahnya tidak berkembang. Hanya sekitar 14 juta pemeluknya di seluruh dunia. Sementara agama Kristen dan Islam karena disebarkan ke seluruh manusia dipeluk oleh milyaran pengikutnya.

Yahudi dan Zionisme

Setelah orang-orang Yahudi terusir dari Yerusalem pada tahun 70 M, mereka mulai tersebar di berbagai belahan dunia. Selama masa ‘diaspora’ ini, yang berakhir hingga abad ke-19, mayoritas masyarakat Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas kesamaan agama mereka. Sepanjang perjalanan waktu, sebagian besar orang Yahudi membaur dengan budaya setempat, di negara di mana mereka tinggal. Bahasa Hebrew hanya tertinggal sebagai bahasa suci yang digunakan dalam berdoa, sembahyang dan kitab-kitab agama mereka. Masyarakat Yahudi di Jerman mulai berbicara dalam bahasa Jerman, yang di Inggris berbicara dengan bahasa Inggris. Ketika sejumlah larangan dalam hal kemasyarakatan yang berlaku bagi kaum Yahudi di negara-negara Eropa dihapuskan di abad ke-19, melalui emansipasi, masyarakat Yahudi mulai berasimilasi dengan kelompok masyarakat di mana mereka tinggal. Mayoritas orang Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah ‘kelompok agamis’ dan bukan sebagai sebuah ‘ras’ atau ‘bangsa’. Mereka menganggap diri mereka sebagai masyarakat atau orang ‘Jerman Yahudi’, ‘Inggris Yahudi, atau ‘Amerika Yahudi’.

Kalangan Yahudi yang menyebarluaskan gagasan Zionisme adalah mereka yang memiliki keyakinan agama sangat lemah. Mereka melihat “Yahudi” sebagai nama sebuah ras, dan bukan sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas suatu keyakinan agama. Mereka mengemukakan bahwa Yahudi adalah ras tersendiri yang terpisah dari bangsa-bangsa Eropa, sehingga mustahil bagi mereka untuk hidup bersama, dan oleh karenanya, mereka perlu mendirikan tanah air mereka sendiri. Orang-orang ini tidak mendasarkan diri pada pemikiran agama ketika memutuskan wilayah mana yang akan digunakan untuk mendirikan negara tersebut. Theodor Herzl, bapak pendiri Zionisme, pernah mengusulkan Uganda, dan rencananya ini dikenal dengan nama ‘Uganda Plan’. Kaum Zionis kemudian menjatuhkan pilihan mereka pada Palestina. Alasannya adalah Palestina dianggap sebagai ‘tanah air bersejarah bangsa Yahudi’, dan bukan karena nilai relijius wilayah tersebut bagi mereka.

Jadi sebelum kita menghubung - hubungkan peristiwa Palestina dgn hal - hal lain, ada baiknya kita memahami makna2 yang terlibat didalamnya.

Perang israel dan palestina bukan perang agama????
Saya mendapatkan kabar ini setelah mendapat forwarded email dari kawan saya. Berikut adalah isi dari artikel tersebut.

Radio Nederland menyiarkan bahwa Amerika mendukung Israel disebabkan AS diperintah oleh Kristen Fundamentalis. Kristen Fundamentalis bukanlah kekuatan dipolitik dan di Amerika boleh dikata tidak ada Partai Agama yang mampu merebut kekuasaan. Suatu siaran Radio Nederland yang sangat mengecewakan sebab di AS ada 2 partai yang besar : Partai Demokrat dan Partai Republik dan kedua partai tersebut selalu memperebutkan kursi presiden setiap 4 tahun dan didasarkan program, bukan didasarkan agama. Dipemerintahan Amerika, tidak dikenal pencampur adukan urusan agama dan urusan pemerintahan, mereka tidak peduli presiden agamanya apa. Maklum negeri yang sudah sangat maju dan sangat demokrasi, bahkan dalam aturan hidup sehari-hari seseorang dianggap tak mengenal aturan atau etiket kalau menanyakan agama seseorang. Agama adalah urusan Tuhan Allah dengan hambanya, jadi tak boleh orang perorangan ikut campur dan pemerintahan tak pernah mempersoalkan agama. Itulah negara maju, dan tak ada partai politik yang menggunakan agama untuk urusan kampanye dan tak ada hal-hal yang mencampur adukkan urusan agama dengan pemerintahan. Memang seharusnya agama adalah SAKRAL, jangan dikotori dengan urusan duniawi, apalagi penggunaan agama untuk mencari kedudukan politik. Negara-negara dimana masih ada politik
didasarkan agama adalah negara-negara terbelakang dan boleh dikata primitip karena seharusnya urusan agama tak perlu dicampur dengan urusan politik.

Apa sebabnya pemerintah Amerika memiliki kecendrungan dalam urusan Yahudi ? Di Amerika Serikat, kaum Yahudi merupakan lobi yang kuat terhadap pemerintahan sebab banyak orang-orang Yahudi terkemuka dan terpandang serta berkiprah kepolitik. Nama-nama Yahudi hampir disemua bidang : Steven Spielberg adalah jutawan sutradara kondang pencipta film-film hebat, Levy Strauss adalah merk celana jean bermerk Levy, MGM adalah perusahaan film zaman dulu dan didirikan oleh Goldman dan Meyer yang keturunan Yahudi. Albert Einstein, pakar fisika adalah orang Yahudi, Alan Greenspan, pakar
keuangan terkenal adalah orang Yahudi juga, demikian pula dengan menteri-menteri dipemerintahan selalu diisi oleh orang-orang yang dianggap pakar, beberapa diantaranya keturunan Yahudi. Pasar uang di Wallstreet banyak dikuasai oleh orang-orang Yahudi, dengan demikian tidak heran bahwa lobi Yahudi merupakan lobi yang kuat yang mampu mempengaruhi jalannya politik. Ada data yang mengatakan bahwa mayoritas anggauta konggres ( Dewan Perwakilan Rakyat ) adalah orang-orang keturunan Yahudi.

Masalah Israel lawan Palestina adalah masalah yang sangat pelik dan bukan urusan sederhana. Israel bereksistensi dengan pemilikan tanah yang juga dianggap tanah orang Palestina: jadi ada perebutan tanah untuk eksistensi masing-masing pihak. Persoalan ini sudah ribuan tahun dan tak pernah
selesai-selesai. Bagaimana masalah pendudukan orang-orang Yahudi muncul kembali ? Ribuan tahun yang lalu, bangsa Yahudi tersebar keseluruh dunia dan mereka berhasil dalam ekonomi sehingga menimbulkan geram dan iri hati kelompok saingannya. Orang-orang Yahudi menguasai perdagangan intan, menguasai Dunia Perbankan dan menguasai perindustrian sehingga pada masa berkuasanya Adolf Hitler di Jerman terjadi pembantaian besar-besaran kaumYahudi dan didirikan kamp-kamp konsentrasi untuk membinasakan orang-orang Yahudi. Berjuta-juta orang Yahudi dikumpulkan dari seluruh Eropa
dan dibunuhi di kamp-kamp konsentrasi, dengan kejadian ini timbullah idée untuk mengembalikan orang-orang Yahudi dan terbentuklah negara Israel: orang-orang Yahudi yang terlunta-lunta di Eropa kembali lagi ketanah yang sudah ditinggalkan, darisinilah muncul masalah pelik Israel lawan Palestina.
Itulah sebabnya negara-negara Barat menginginkan penyelesaian jalan damai dan berusaha mati-matian agar tercapai perdamaian. Sayang sekali dengan adanya orang-orang garis keras dikedua pihak menyebabkan upaya damai selalu kandas.

Apakah dalam perebutan tanah tersebut ada unsur perang agama ? Sama sekali tidak, sebab orang-orang Palestina ada juga yang memeluk agama Kristen. Suha Tawil, istri Yazer Arafat adalah seorang Kristen. Didaerah Timur Tengah banyak pejuang-pejuang beragama Kristen melawan Israel, misalnya George Habbash, pemimpin gerilya garis keras adalah juga seorang Kristen. Sedangkan orang-orang Israel umumnya beragama Yahudi dan tidak mengenal Jesus Kristus, jadi di Indonesia ada semacam fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang menganggap Yahudi adalah Kristen: sama sekali tidak benar. Jadi siaran Radio Nederland yang menyebut dukungan Kristen Fundamentalis juga bisa
dikategorikan fitnah atau KEBODOHAN, masak Radio Nederland tak mampu membedakan antara Yahudi dan Kristen ? Jadi demo-demo membela Palestina dengan menyebut sebagai Jihad adalah salah kaprah : lha wong orang Palestina juga ada yang Kristen ! Dengan demikian upaya menggunakan isu Palestina
untuk perang agama adalah suatu politik kotor atau ketolol-tololan, kegoblokan yang biadab. Jadi sekali lagi ditegaskan bahwa perang antara Israel lawan Palestina adalah perang perebutan tanah dan bukan perang agama, masalah pelik yang membuat penderitaan dikedua pihak.

Memang sulit bila memikirkan polemic yang terjadi di palestina sana. Sekarang kita dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Kita sebagai generasi penerus yang cinta akan kedamaian harus membangun dunia dengan cara yang baik ,meski apapun keadaannya. Tuhan pasti tau apa yang kita lakukan, jadi lakukan yang terbaik dan lakukan dengan ikhlas. Insya allah, barakah… amin J

Source :
http/:Wikipedia.com
http/:google.com
http://www.mail-archive.com/kuli-tinta@indoglobal.com/msg15154.html
http://www.e-samarinda.com/forum/Perang-Agama-t6080.html

INI SOAL MASA DEPAN YANG BERPONDASI MASA LALU

INI SOAL MASA DEPAN YANG BERPONDASI MASA LALU

INI SOAL MASA DEPAN YANG BERPONDASI MASA LALU

Apakah anda lebih suka kehilangan semua kenangan lama anda, atau tidak pernah bisa membuat yang baru? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang berhasil memotivasi diri saya untuk menjadi diri yang lebih baik. Dari kalimat itu dapat kita artikan bahwa kita harus terus menatap masa depan dan jangan terjerumus di masa lalu. Masa lalu kita jadikan pelajaran yang berharga untuk kita ,jika masa lalu itu indah maka dengan sendirinya kita akan mengenangnya atau bisa di bilang kenangan indah. Namun ada pula kenangan yang tidak bisa dilupakan ,kenangan buruk. Mengapa?? Kita sebagai manusia selalu ketakutan jika sebuah kenangan buruk yang pernah kita lalui terulang kembali di kehidupan kita.

MASA DEPAN

Masa depan adalah waktu yang tidak terbatas jangka waktu setelah ini .Entah itu kurang dari satu milidetik jauh atau miliar tahun, kedatangannya dianggap tak terelakkan karena adanya waktu dan hukum fisika .Karena sifat dari realitas dan unavoidability masa depan, segala sesuatu yang saat ini ada dan akan ada yang bersifat sementara dan akan berakhir .Masa depan dan konsep kekekalan telah subjek utama filsafat , agama , dan ilmu pengetahuan dan mendefinisikan mereka non-kontroversial telah secara konsisten menghindari yang terbesar dari pikiran. Ini adalah kebalikan dari masa lalu , dan merupakan waktu setelah ini . Dalam Occidental tampilan, yang menggunakan konsepsi linear waktu , masa depan adalah bagian dari garis waktu proyek yang diduga terjadi. Dalam relativitas khusus depan adalah dianggap mutlak masa depan atau masa depan cahaya kerucut . Dalam fisika, waktu dianggap sebagai keempat dimensi alam semesta.
Dalam filsafat waktu , presentisme adalah keyakinan bahwa hanya menyajikan ada dan masa depan dan masa lalu yang nyata. Agama mempertimbangkan masa ketika mereka mengatasi masalah seperti karma , kehidupan setelah kematian , dan eskatologi bahwa penelitian apa akhir zaman dan akhir dunia akan .Tokoh agama mengklaim untuk melihat ke masa depan, seperti nabi dan peramal .Diselenggarakan upaya untuk memprediksi atau meramalkan masa depan mungkin berasal dari pengamatan oleh manusia purba benda surgawi.
Penelitian selanjutnya, atau futurologi , adalah ilmu, seni dan praktek mendalilkan kemungkinan masa depan. praktisi modern menekankan pentingnya berjangka alternatif dan jamak, bukan dari satu masa depan monolitik, dan keterbatasan prediksi dan probabilitas, versus penciptaan kemungkinan masa depan dan disukai.
Dalam seni dan budaya, masa depan adalah gerakan seni dieksplorasi dalam beberapa genre. Para futurisme seni gerakan pada awal abad ke-20 menjelajahi setiap medium seni, termasuk lukisan , patung , puisi , teater , musik , arsitektur dan bahkan keahlian memasak .Futuris memiliki gairah kebencian ide dari masa lalu, terutama tradisi politik dan artistik. Sebaliknya, mereka ditopang oleh cinta kecepatan , teknologi , dan kekerasan .musik Futuristik terlibat penghormatan kepada, dimasukkannya, atau imitasi mesin. Futurisme diperluas untuk mencakup domain artistik lain dan pada akhirnya termasuk desain industri, tekstil, dan arsitektur.

MASA LALU (RECALL)


pertanyaan filosofis tentang bagaimana orang memperoleh pengetahuan tentang dunia mereka memacu studi tentang memori dan belajar. Recall adalah bagian utama dari studi tentang memori dan sering datang ke dalam bermain dalam penelitian semua. Untuk alasan ini, studi-studi utama di memori pada umumnya juga akan memberikan sejarah untuk mempelajari ingat.
Ebbinghaus
Dimulai dengan Hermann Ebbinghaus pada 1885, studi tentang memori terus menjadi topik yang populer di kalangan peneliti. Ebbinghaus menciptakan suku kata omong kosong , kombinasi huruf yang tidak mengikuti aturan tata bahasa dan memiliki makna tidak, untuk uji memori sendiri. Dia akan menghafal daftar suku kata omong kosong dan kemudian menguji mengingat nya daftar bahwa selama periode waktu yang berbeda-beda. Ia menemukan bahwa kehilangan memori terjadi cepat selama beberapa jam pertama atau hari, tetapi menunjukkan penurunan, lebih stabil bertahap selama beberapa hari berikutnya, minggu, dan bulan. Selanjutnya, Ebbinghaus menemukan bahwa belajar banyak, lebih-learning, dan jarak waktu studi meningkatkan retensi informasi. penelitian Ebbinghaus dipengaruhi banyak penelitian yang dilakukan pada memori dan mengingat sepanjang abad kedua puluh.
Frederic Bartlett seorang peneliti terkemuka di bidang memori selama pertengahan abad kedua puluh. Dia adalah seorang psikolog eksperimental Inggris yang terfokus pada kesalahan yang dibuat orang ketika mengingat informasi baru.. Salah satu karyanya terkenal adalah Mengingat: A Study in Eksperimental dan Psikologi Sosial, yang diterbitkan pada tahun 1932. Ia terkenal karena dia menggunakan Utara Amerika dongeng rakyat asli, termasuk The War of the Ghosts . Dia akan memberikan peserta di ruang kerjanya dengan kutipan dari cerita dan kemudian meminta mereka untuk mengingatnya seakurat mungkin. Retensi interval akan bervariasi dari langsung setelah membaca cerita untuk hari kemudian. Bartlett menemukan bahwa orang berusaha untuk makna, dengan mencoba untuk memahami makna keseluruhan cerita. Karena cerita rakyat termasuk elemen gaib, orang akan merasionalisasi mereka untuk membuat mereka lebih cocok dengan budaya mereka sendiri. Pada akhirnya, Bartlett berpendapat bahwa kesalahan yang dibuat peserta dapat dikaitkan dengan gangguan skematis. set saat mereka pengetahuan mengganggu pada mereka akurat mengingat cerita rakyat.
Neisser
Pada 1950-an terjadi perubahan dalam studi keseluruhan memori yang kemudian dikenal sebagai revolusi kognitif. Ini termasuk teori-teori baru tentang bagaimana tampilan memori, sering mempersamakan ke model pemrosesan komputer. Dua buku penting dipengaruhi revolusi: Rencana dan Struktur Perilaku oleh George Miller, Eugene Galanter, dan Karl H. Pribram pada tahun 1960 dan Kognitif Psikologi oleh Ulric Neisser pada tahun 1967. Kedua argumen yang disediakan untuk pengolahan melihat informasi dari manusia pikiran. Allen Newell dan Herbert Simon dibangun program komputer yang mensimulasikan proses berpikir orang pergi melalui saat memecahkan berbagai masalah.
Pada tahun 1960, minat pada memori jangka panjang (STM) meningkat. Sebelum 1960-an, ada sangat sedikit penelitian yang mempelajari cara kerja memori jangka pendek dan kehilangan memori cepat. Lloyd dan Margaret Peterson mengamati bahwa ketika orang diberi daftar pendek kata atau huruf dan kemudian terganggu dan sibuk dengan tugas lain untuk beberapa detik, memori mereka untuk daftar sangat menurun. Atkinson dan Shiffrin (1973) menciptakan model memori jangka pendek, yang menjadi model populer untuk mempelajari memori jangka pendek.
Perkembangan utama berikutnya dalam studi daya ingat adalah Endel Tulving proposisi 's dari dua jenis memori: episodik dan semantik. Tulving digambarkan episodic memori sebagai memori tentang peristiwa tertentu yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, misalnya apa yang Anda punya untuk ulang tahun ke-10 Anda. kenangan Semantic adalah kata-kata abstrak, konsep, dan aturan yang disimpan dalam memori jangka panjang . Selanjutnya, Endel Tulving merancang prinsip kekhususan pengkodean pada tahun 1983, yang menjelaskan pentingnya hubungan antara pengkodean informasi dan kemudian mengingat informasi tersebut. Untuk menjelaskan lebih lanjut, prinsip spesifisitas encoding berarti bahwa seseorang lebih mungkin untuk mengingat informasi jika isyarat mengingat pertandingan atau mirip dengan isyarat pengkodean.
Tahun 1960-an juga melihat perkembangan dalam studi citra visual dan bagaimana hal itu diingat. Penelitian ini dipimpin oleh Allan Paivio , yang menemukan bahwa gambar-membangkitkan kata yang lebih adalah lebih mungkin akan diingat baik mengingat gratis atau asosiasi dipasangkan.
Telah ada cukup banyak penelitian ke dalam kerja memori, dan khususnya mengingat sejak 1980-an. Penelitian telah disebutkan sebelumnya dikembangkan dan ditingkatkan, dan penelitian baru dan masih sedang dilakukan.

Dari masa lalu dan masa depan pun kita dapat dapat mengambil pelajaraan dalam hal pembangunan skill pemimpin yang sebenarnya. Masa depan dan masa lalu menjadi elemen kunci keberhasilan sebuah kepemimpinan. Ada artikel yang saya kutip dari seorang profesional yang sudah mencapai kesuksesan (menurut saya). Tidak ada pemimpin besar yang pernah pergi tanpa seorang teman, pelatih, mentor, atau kenalan yang membantu mereka dalam beberapa cara dengan pengembangan kepemimpinan keterampilan di sepanjang jalan. Banyak kali di kedua kehidupan pribadi dan profesional saya jumpai orang-orang yang banyak memusatkan pikiran dan energi mereka pada apa yang telah terjadi pada mereka di masa lalu, daripada berurusan dengan apa yang terjadi sekarang, atau lebih baik lagi berfokus pada apa yang bisa terjadi di masa depan. Mereka melihat gelas setengah kosong, bukan setengah penuh. Mereka mengalami masalah di mana orang lain memiliki pengalaman belajar. Bahkan, saya menciptakan sebuah ungkapan untuk menggambarkan orang-orang ini. Saya sebut mereka: "mereka adalah saya."

Mungkin Anda sudah berurusan dengan beberapa orang ini juga. Mereka cukup mudah untuk mengidentifikasi karena terlepas dari topik pembicaraan, mereka mencoba untuk beralih fokus ke sesuatu yang mereka anggap sebagai buruk yang terjadi pada mereka di masa lalu. Mengenang masa lalu, terutama bila kurang dari menguntungkan memberi mereka rasa aman atau beberapa perasaan salah lainnya.

Ketika seseorang dianggap menghidupkan kembali pengalaman negatif secara berlebihan, psikolog menyebutnya memamah biak. Terlepas dari apa namanya, fokus yang berlebihan pada masa lalu dapat membayangi kemampuan seseorang untuk menangani secara efektif dengan masa depan ini dan lebih penting lagi. Jelas, kita perlu belajar dari masa lalu, dan memperhatikan apa yang terjadi di masa kini, tetapi di mana kita akan lebih penting daripada di mana kita sudah atau dimana kita berada. Ada guru saya yang berkata seperti ini. "The present is but an instant that separates yesterday from tomorrow." –
(maaf, saya belum faham translatenya).

Yang tepat dari pelatihan pengembangan keterampilan kepemimpinan bisa menjadi faktor besar dalam menentukan kesuksesan di masa mendatang. Dengan meningkatkan perhatian terhadap arah yang kita tuju, target kita melihat, tujuan kami telah ditetapkan, tujuan yang kita inginkan, dan yang perlu sebagian besar, fokus perhatian dan usaha.

Para pemimpin yang efektif review masa lalu untuk belajar tren, pola, kesalahan dan keberhasilan, dan kemudian mereka scan apa yang terjadi pada saat ini untuk melihat di mana mereka, dan kemudian mereka melihat ke masa depan untuk melihat di mana mereka perlu. Kemampuan untuk belajar dari masa lalu, amati saat ini, dan fokus pada masa depan adalah jarang, tetapi faktor penentu keberhasilan diajarkan dalam lokakarya pengembangan kepemimpinan keterampilan dan dipraktekkan oleh para pemimpin yang efektif.

Untuk membantu orang melihat perbedaan antara melihat masa lalu, sekarang dan masa depan saya mengembangkan metafora yang diharapkan menggambarkan tiga perspektif yang berbeda. Memang, ilustrasi mungkin terlihat agak aneh, tapi aku sudah menemukan bahwa itu membantu menggambarkan konsekuensi dari terlalu berfokus pada salah satu dari tiga kemungkinan.

Berikut metafora aneh: Saat mengemudi mobil di jalan bebas hambatan, Anda memiliki tiga tempat Anda bisa memfokuskan perhatian Anda: di spion cermin untuk melihat di mana Anda telah, dari jendela samping dan di dashboard untuk melihat di mana Anda berada dan arus kondisi operasional, atau keluar kaca depan depan untuk melihat di mana Anda tuju.

Jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu mencari di kaca spion untuk melihat di mana Anda telah, atau jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu melihat keluar jendela samping dan pada alat pengukur di dashboard untuk melihat di mana Anda berada, atau jika Anda gagal untuk berinvestasi cukup waktu mencari mana Anda akan pergi, anda akan crash! Anda akan kecelakaan tidak hanya di mobil, tapi juga dalam kehidupan juga.

Sebagai over-disederhanakan sebagai contoh ini mungkin tampak, jelas menunjukkan tiga opsi tidak hanya diberikan kepada pengemudi mobil, tetapi juga untuk orang-orang untuk menjalankan kehidupan mereka, dan para pemimpin untuk memimpin organisasi. Baik dalam kehidupan pribadi Anda dan juga dalam kehidupan profesional Anda perlu keseimbangan antara melihat masa lalu, mengingat masa kini, dan perencanaan masa depan. Kegagalan untuk mencapai keseimbangan yang tepat pasti akan sinyal bencana yang akan datang.

Cobalah untuk melihat metafora dari perspektif lain. Melihat di kaca spion dapat membantu seseorang belajar dari sejarah, dan mudah-mudahan tidak mengulangi kesalahan masa lalu. Artinya, bagaimanapun, memberikan orang tersebut tidak terjebak dalam perangkap merenungkan tentang bagaimana disayangkan ia karena apa yang terjadi. Seseorang dapat belajar banyak tentang kondisi saat ini dengan melihat di mana ia dalam kaitannya dengan tujuan atau tujuan. Dan seseorang bisa belajar dari sekarang dengan mempertimbangkan alat pengukur di dasbor. Tapi untuk melakukan salah satu dari ini di berlebih akan mengambil dari waktu yang dibutuhkan untuk melihat ke luar kaca depan dan rencana di mana orang ingin dalam waktu dekat dan jangka panjang. Dengan kata lain, menghabiskan waktu menatap terlalu banyak, atau merenungkan, di masa lalu dan kini mencegah seseorang dari yang mampu merencanakan dan mempersiapkan untuk masa depan.

Para pemimpin terbaik memahami bahwa keterampilan dan konsep-konsep yang diperoleh melalui pelatihan pengembangan keterampilan kepemimpinan harus diterapkan di kedua pengaturan pribadi dan profesional. Pemimpin besar di rumah memastikan bahwa anggota keluarga memiliki tujuan yang jelas dalam pikiran dan menjaga tujuan yang tegas ditanamkan dalam pikiran mereka. Aku mendengar pembicara beberapa tahun lalu menggambarkan kemampuan ini dengan kata-kata, "Dalam rangka mencapai tujuan Anda, Anda harus terlebih dahulu menghadapi arah yang tepat sehingga Anda dapat melihat di mana Anda inginkan. Jika anda tidak menghadap ke arah yang benar, Anda tidak akan pernah melihat tujuan Anda, sehingga Anda tidak akan pernah mencapai tujuan Anda. ". Itulah mengapa para pemimpin besar di rumah menginvestasikan energi membantu anggota keluarga melihat tujuan, wajah tujuan, dan kemudian bekerja ke arah tujuan.

Pemimpin besar di tempat kerja pastikan hal dasar yang sama. Orang harus tahu tujuan, yang berarti bahwa para pemimpin harus melatih kemampuan komunikasi yang baik. Orang harus menghadapi arah yang benar sehingga mereka dapat melihat tujuan mereka, yang berarti mereka harus merasa rasa milik tim. Orang-orang harus belajar dari masa lalu, yang berarti mereka harus mampu melihat masa lalu dengan cara yang konstruktif dan tidak memamah biak bermain "Celakalah oh adalah aku" permainan. Orang harus mampu menganalisis kondisi ini untuk melihat apa yang terjadi, di mana mereka, dan melihat hubungan di mana mereka berbeda dengan mana mereka perlu. Dan orang-orang perlu berlatih melihat masa depan untuk tidak hanya melihat kemungkinan yang belum direalisasi, tetapi juga membayangkan hal-hal yang dapat dan prestasi yang belum terjadi.

Tidak ada prestasi besar yang pernah direalisasikan dengan melihat terutama di kaca spion. Tidak ada tujuan besar yang pernah dicapai dengan menjadi terlalu berfokus pada kegagalan dan kesalahan masa lalu. Tidak ada tujuan besar yang pernah dicapai oleh terutama menatap keluar jendela samping atau di pengukur gas. Terakhir, tidak ada pemimpin besar yang pernah pergi tanpa seorang teman, pelatih, mentor, atau kenalan yang membantu mereka dalam beberapa cara dengan pengembangan kepemimpinan keterampilan di sepanjang jalan.

Kehebatan dalam kepemimpinan hari ini terjadi karena seorang pemimpin adalah cukup rendah hati untuk belajar dari kesalahan masa lalu, kegagalan dan masalah, cukup bijak untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain tentang apa yang terjadi sekarang, dan visioner cukup untuk menghabiskan waktu setiap hari mengingat masa depan sebagai kemungkinan apa yang bisa menjadi kenyataan besok.

Masa lalu, sekarang, dan masa depan : kesuksesan jangka panjang berarti menjaga ketiga unsur dalam keseimbangan.

Beberapa kata mutiara yang bisa memotivasi diri. Check this out ! :p

Don't worry about the world coming to an end today. Jangan khawatir tentang dunia yang akan datang ,berakhir hari ini.
Charles Schultz Charles Schultz

Each has his past shut in him like the leaves of a book known to him by heart and his friends can only read the title. Masing-masing memiliki masa lalu seperti lembaran buku yang di buat hatinya dan temannya bisa membaca judulnya.
Virginia Woolf

Forgiveness does not change the past, but it does enlarge the future. Pengampunan tidak mengubah masa lalu, tetapi memperbesar masa depan.
Paul Boese

History is more or less bunk. Sejarah lebih atau kurang tidur.
Henry Ford (1863-1947)

History is the version of past events that people have decided to agree upon. Sejarah adalah versi peristiwa masa lalu bahwa orang-orang telah memutuskan untuk menyetujui.
Napoleon Bonaparte (1769-1821)

I never think of the future - it comes soon enough. Saya tidak pernah memikirkan masa depan – masa depan akan datang segera.
Albert Einstein (1879-1955)

Now he has departed from this strange world a little ahead of me. Sekarang dia telah meninggalkan dunia ini sedikit aneh di depanku. That means nothing. Itu berarti apa-apa. People like us, who believe in physics, know that the distinction between past, present, and future is only a stubbornly persistent illusion. Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, mengetahui bahwa perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan hanya ilusi keras kepala terus-menerus.
Albert Einstein (1879-1955)

Say goodbye to the oldies, but goodies, because the good old days weren't always good and tomorrow ain't as bad as it seems. Ucapkan selamat tinggal pada masa lalu, tetapi berbaiklah, karena hari-hari tua yang baik tidak selalu baik dan besok tidak seburuk kelihatannya.
Billy Joel

The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams. Masa depan adalah milik orang-orang yang percaya pada keindahan impian mereka.
Eleanor Roosevelt

The times they are a-changing. Waktu mereka adalah sebuah perubahan.
Bob Dylan

Source :
http/:wikipedia.com
http/:google.com
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

statistics

Pages

About

Blogger templates

Blogger templates

Blogroll

Follow Me

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567